Minggu, 27 Mei 2012

Yang Milad Makan Gratis "Paket Dulu"


Tanggal 05 Maret tepatnya adalah milad suami, tadinya mau kasih kejutan buat dia tapi apa daya karena di Bandung termasuk orang baru (padahal udah 5 bulan di sini) hihihihi *ngeless aja deh..” masih ga tahu jalan atau mau naik angkot mana, soalnya kalau pergi-pergi ga pernah sendiri selalu dikawal sama misua.. alhasil akhirnya ku belikan sesuatu lewat oneline sudah tenang karena merasa abi (panggilan suami) ga bakalan tahu isi paket itu apa kalau-kalau beliau yang terima.

Tapi pas kutanya melalui sms perihal paket untukku apa sudah sampai di kantornya? jawabannya malah menceritakan detail bentuk fisik yang terkirim. Astagfirullah ternyata paketnya tidak terbungkus kertas coklat hanya plastic paket JN* (perhatian-perhatian bagi para jasa jual beli oneline tolong ya diperhatikan) masalahnya kalau saya beli apa-apa yang tidak boleh tampak ke halayak kan bisa kacau…^^V (saya maklumi sih karena hal ini memang sering jadi perhatian para pengelola jasa pengiriman “barang akan di cek ulang alias dibongkar lagi apa isinya”. Sudahlah malah protes sama pengiriman jasa “astagfirullah” kembali  ke tema.

Hari itu aku sudah siapkan bahan-bahan untuk dimasak, karena siap saji ya harus masak pas dekat-dekat mau makan, masak sesuatu buat abi, kalau orang jawa nasi kuning tumpeng, kalau orang ala barat potong kue, karena suami orang sipit  jadi menunya telur dan mie, mie nya dipilih yang paling khas untuknya yaitu mie soa (sampai saat ini belum bener-bener bisa enak  masakannya karena mie jenis ini sangat-sangat unik jadi insyallah akan terus dicoba).

Tapi siang hari justru ngajak jalan sambil kerja tentunya (ada kerjaan diluar jadi bisa bawa istri) alhasil abi bilang “ makan diluar yukk…” sambil jalan masih mikir mau makan apa ya..sangking bingungnya hihihi, akhirnya setelah selesai tugas kantor menjelang makan siang abi lihat restoran yang menunya lele semua tapi fariatif *maaf ya ga bisa sebut apa takunya nanti jadii iklan, kecuali boleh makan gratis terus,,hehehe. Kita lihat “menu makan gratis bagi yang ulang tahun” langsung aja mata kita hijau lihat iklan itu…eeetttss pukan hijau karena itu ya, memang restonya cat hijau semua…hihihi

Abi pesan menu unik lele + kuah tom yam (padahal aku yang pilihin) dan aku karena abi gratis jadinya ku pilih yang agak enak ayam madu dan es sup buah yogurt, ternyata ga Cuma lele ada ayam juga sayang ga ada iga bakar yang lagi ngettren itu.. :p Makan gratis yang ngenyangin coz setelah selesai makan semua sajiannya abi malah nawarin lagi “pengen lele goreng ori” biar pasti lelenya diolah pas masih hidup apa tidak…”okehhh…” dua jempol ku suguhkan.
Alhamdulillah selesai makan ku lanjutkan doa dalam hati, insyallah umurnya barokah ya bi, makin tampan Islamnya, makin istiqomah sama Allah dan lebih rajin ingetin sulis..


Sabtu, 18 Februari 2012

Ramadhan

Gemuruh takbir dan tahmid membumbung ke angkasa
Berkumandang jua tahlil seluruh jagad raya
Gemuruh takbir dan tahmid membumbung ke angkasa
Berkumandang jua tahlil seluruh jagad raya

Mengagungkan asama Allah kalimat yang mulia
Mengakbarkan kebesarannya mengumandang semesta
Mengagungkan asama Allah kalimat yang mulia
Mengakbarkan kebesarannya mengumandang semesta

Allahu Akbar, Alhamdulillah, Laa Ilaahailallah

Kemenangan bulan rahmah kekang nafsu raih fitrah
Terjelma sebagai pribadi kau mukmin sejati
Kemenangan bulan rahmah kekang nafsu raih fitrah
Terjelma sebagai pribadi kau mukmin sejati

Allahu Akbar, Alhamdulillah, Laa Ilaahailallah


 <div style="position: fixed; bottom: 0px; left: 2px;"><br><embed pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" src="http://www.widgipedia.com/widgets/widgetindex/my-note-11704-8192_134217728.widget?__install_id=132470591479" flashvars="textanda=TEXT ANDA DI SINI" wmode="transparent" type="application/x-shockwave-flash" quality="high" height="210" width="200"></embed></div>

Album : Ramadhan
Munsyid : Izzatul Islam
http://liriknasyid.com

Sabtu, 11 Februari 2012

Kisah Wanita Cantik Yang Shalihah Di Madinah



Di Madinah ada seorang wanita cantik shalihah lagi bertakwa. Bila malam mulai merayap menuju tengahnya, ia senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak kebahagiaan dan ketentramannya. Yakni pada saat dia khusyu’ berdoa, merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya kepada-Nya.

Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya.

Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya, konon ia termasuk lelaki yang taat dalam beribadah. Setelah shalat istiharah akhirnya ia menerima pinangan tersebut. Sebagaimana adat kebiasaan setempat, upacara pernikahan dimulai pukul dua belas malam hingga adzan subuh. Namun wanita itu justru meminta selesai akad nikah jam dua belas tepat, ia harus berada di rumah suaminya. Hanya ibunya yang mengetahui rahasia itu. Semua orang ta’jub. Pihak keluarganya sendiri berusaha membujuk wanita itu agar merubah pendiriannya, namun wanita itu tetap pada keinginannya, bahkan ia bersikeras akan membatalkan pernikahan tersebut jika persyaratannya ditolak. Akhirnya walau dengan bersungut pihak keluarga pria menyetujui permintaan sang gadis.

Waktu terus berlalu, tibalah saat yang dinantikan oleh kedua mempelai. Saat yang penuh arti dan mendebarkan bagi siapapun yang akan memulai hidup baru. Saat itu pukul sembilan malam. Doa ‘Barakallahu laka wa baaraka alaika wa jama’a bainakuma fii khairin’ mengalir dari para undangan buat sepasang pengantin baru. Pengantin wanita terlihat begitu cantik. Saat sang suami menemui terpancarlah cahaya dan sinar wudhu dari wajahnya. Duhai wanita yang lebih cantik dari rembulan, sungguh beruntung wahai engkau lelaki, mendapatkan seorang istri yang demikian suci, beriman dan shalihah.

Jam mulai mendekati angka dua belas, sesuai perjanjian saat sang suami akan membawa istri ke rumahnya. Sang suami memegang tangan istrinya sambil berkendara, diiringi ragam perasaan yang bercampur baur menuju rumah baru harapan mereka. Terutama harapan sang istri untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah.

Setibanya disana, sang istri meminta ijin suaminya untuk memasuki kamar mereka. Kamar yang ia rindukan untuk membangung mimpi-mimpinya. Dimana di kamar itu ibadah akan ditegakkan dan menjadi tempat dimana ia dan suaminya melaksanakan shalat dan ibadah secara bersama-sama. Pandangannya menyisir seluruh ruangan. Tersenyum diiringi pandangan sang suami mengawasi dirinya.

Senyumnya seketika memudar, hatinya begitu tercekat, bola matanya yang bening tertumbuk pada sebatang mandolin yang tergeletak di sudut kamar. Wanita itu nyaris tak percaya. Ini nyatakah atau hanya fatamorgana? Ya Allah, itu nyanyian? Oh bukan, itu adalah alat musik. Pikirannya tiba-tiba menjadi kacau. Bagaimanakah sesungguhnya kebenaran ucapan orang tentang lelaki yang kini telah menjadi suaminya.

Oh…segala angan-angannya menjadi hampa, sungguh ia amat terluka. Hampir saja air matanya tumpah. Ia berulang kali mengucap istighfar, Alhamdulillah ‘ala kulli halin. “Ya bagaimanapun yang dihadapi alhamdulillah. Hanya Allah yang Maha Mengetahui segala kegaiban.”
Ia menatap suaminya dengan wajah merah karena rasa malu dan sedih, serta setumpuk rasa kekhawatiran menyelubung. “Ya Allah, aku harus kuat dan tabah, sikap baik kepada suami adalah jalan hidupku.” Kata wanita itu lirih di lubuk hatinya. Wanita itu berharap, Allah akan memberikan hidayah kepada suaminya melalui tangannya.

Mereka mulai terlibat perbincangan, meski masih dibaluti rasa enggan, malu bercampur bahagia. Waktu terus berlalu hingga malam hampir habis. Sang suami bak tersihir oleh pesona kecantikan sang istri. Ia bergumam dalam hati, “Saat ia sudah berganti pakaian, sungguh kecantikannya semakin berkilau. Tak pernah kubayangkan ada wanita secantik ini di dunia ini.” Saat tiba sepertiga malam terakhir, Allah ta’ala mengirimkan rasa kantuk pada suaminya. Dia tak mampu lagi bertahan, akhirnya ia pun tertidur lelap. Hembusan nafasnya begitu teratur. Sang istri segera menyelimutinya dengan selimut tebal, lalu mengecup keningnya dengan lembut. Setelah itu ia segera terdorong rasa rindu kepada mushalla-nya dan bergegas menuju tempat ibadahnya dengan hati melayang.

Sang suami menuturkan, “Entah kenapa aku begitu mengantuk, padahal sebelumnya aku betul-betul ingin begadang. Belum pernah aku tertidur sepulas ini. Sampai akhirnya aku mendapati istriku tidak lagi disampingku. Aku bangkit dengan mata masih mengantuk untuk mencari istriku. Mungkin ia malu sehingga memilih tidur di kamar lain. Aku segera membuka pintu kamar sebelah. Gelap, sepi tak ada suara sama sekali. Aku berjalan perlahan khawatir membangunkannya. Kulihat wajah bersinar di tengah kegelapan, keindahan yang ajaib dan menggetarkan jiwaku. Bukan keindahan fisik, karena ia tengah berada di peraduan ibadahnya. Ya Allah, sungguh ia tidak meninggalkan shalat malamnya termasuk di malam pengantin. Kupertajam penglihatanku. Ia rukuk, sujud dan membaca ayat-ayat panjang. Ia rukuk dan sujud lama sekali. Ia berdiri di hadapan Rabbnya dengan kedua tangan terangkat. Sungguh pemandangan terindah yang pernah kusaksikan. Ia amat cantik dalam kekhusyu’annya, lebih cantik dari saat memakai pakaian pengantin dan pakaian tidurnya. Sungguh kini aku betul-betul mencintainya, dengan seluruh jiwa ragaku.”

Seusai shalat ia memandang ke arah suaminya. Tangannya dengan lembut memegang tangan suaminya dan membelai rambutnya. Masya Allah, subhanallah, sungguh luar biasa wanita ini. Kecintaannya pada sang suami, tak menghilangkan kecintaannya kepada kekasih pertamanya, yakni ibadah. Ya, ibadah kepada Allah, Rabb yang menjadi kekasihnya. Hingga bulan kedepan wanita itu terus melakukan kebiasaannya, sementara sang suami menghabiskan malam-malamnya dengan begadang, memainkan alat-alat musik yang tak ubahnya begadang dan bersenang-senang. Ia membuka pintu dengan perlahan dan mendengar bacaan Al-Qur’an yang demikian syahdu menggugah hati. Dengan perlahan dan hati-hati ia memasuki kamar sebelah. Gelap dan sunyi, ia pertajam penglihatannya dan melihat istrinya tengah berdoa. Ia mendekatinya dengan lembut tapi cepat. Angin sepoi-sepoi membelai wajah sang istri. Ya Allah, perasaan laki-laki itu bagai terguyur. Apalagi saat mendengar istrinya berdoa sambil menangis. Curahan air matanya bagaikan butiran mutiara yang menghiasi wajah cantiknya.
Tubuh lelaki itu bergetar hebat, kemana selama ini ia pergi, meninggalkan istri yang penuh cinta kasih? Sungguh jauh berbeda dengan istrinya, antara jiwa yang bergelimang dosa dengan jiwa gemerlap di taman kenikmatan, di hadapan Rabbnya.

Lelaki itu menangis, air matanya tak mampu tertahan. Sesaat kemudian adzan subuh. Lelaki itu memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini, ia lantas menunaikan shalat subuh dengan kehusyuan yang belum pernah dilakukan seumur hidupnya.

Inilah buah dari doa wanita shalihah yang selalu memohonkan kebaikan untuk sang suami, sang pendamping hidup.

Beberapa tahun kemudian, segala wujud pertobatan lelaki itu mengalir dalam bentuk ceramah, khutbah, dan nasihat yang tersampaikan oleh lisannya. Ya lelaki itu kini telah menjadi da’i besar di kota Madinah.
Memang benar, wanita shalihah adalah harta karun yang amat berharga dan termahal bagi seorang lelaki bertakwa. Bagi seorang suami, istri shalihah merupakan permata hidupnya yang tak ternilai dan “bukan permata biasa”.

(Dari kumpulan kisah nyata, Abdur Razak bin Al Mubarak)

Jumat, 10 Februari 2012

PiSS Jangan Lebay..


Ada saatnya manusia dihadapkan pada masalah,,,
banyak cara yang dipakai,,,
menyelesaikan, atau ingin mengakhirinya..atau ingin menghadapinya...
atau ada juga yang menjauhinya saja,,
tak perlu mencari solusinya sampai harus ngungsi ke planet Mars...
ketika memang jalanya harus lurus,
ya lurus aja ga usah memaksakan diri untuk belok,,,
ketika harus belok, ya belok aja ga usah juga memaksakan diri untuk tetap lurus,,,
atau malah takut lurus atau ga berani belok,,??
memilih jalan ditempat, atau nunggu orang lewat biar ada temannya??!
kamu harus putuskan, karena ga mungkin kamu tetap jalan ditempat,
keburu bekal makananmu habis ditempat,
mw nunggu ada temen lewat,,bisa aja, boleh aja, tapi pasti ada konsekuensinya,,bisa aja
teman yang kita tunggu itu justru ga tw arah, atau malah kelewat parah..lho..lho..lhooo..
coba tanyakan dulu pada teman yang memang kau yakini dapat membantumu melangkah..
itu hanya ilustrasi sederhana,,yang mungkin kita sendiri pernah mengalaminya,,
atau saat ini sedang dalam posisi itu,,
uraikan saja, satu demi satu..
buatlah sahabat tubuh menyugesti seluruh raga..
jangan takut..
jangan sedih lagi..
jangan lemah..
jangan gundah..
jangan lebayyy.. >_<
(maaf hanya ekspresi jamaah manusia, bukan jamaah malaikat kan..^^)

Senin, 19 Desember 2011

Untukmu yang Kelak Melihat Senja..


Dalam dekapan sepuluh jemariku,
setiap denyut jantungku adalah doa untukmu,
menantimu dalam kurun masanya,
meski rasa rasa rujak selalu menemani,
aku akan terus kuat dan sanggup,
ketika tiba tiba panas dingin rasanya.
Ketika tiba tiba rasa pusing menerpa.
Ketika tiba tiba lelah kantuk tak terjaga.
Makan menjadi porsi utama.
Sungguh apa ini rasa istimewa yang Dia anugerahkan untuk kita.
ku beri tahu ketika abi tengah malam mencarikan sesuatu untuk kita,
dengan semangatnya ia melangkah,
padahal rasa kantuk terhias nyata diwajah gantengnya.
Untukmu yang kelak akan melihat senja,
mendengar suara dunia,
teruslah menjadi bentuk yang indah.
Agar kami lebih pandai bersyukur lagi.
Teruslah dalam rupa yang indah.
Tampan seperti abi,
manis seperti bunda.
Amin..

Rabu, 28 September 2011

Nomor Satu ? adalah"Mereka"


-Number One For Me-


I was a foolish little child
Crazy things I used to do
And all the pain I put you through
Mama now I'm here for you


For all the times I made you cry
The days I told you lies
Now it's time for you to rise
For all the things you sacrificed

Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you

Mom I'm all grown up now
I'ts a brand new day
I'd like to put a smile on your face everyday

Mom I'm all grown up now
And it's not too late
I'd like to put a smile on your face everyday

You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
Oh oh
number one for me

Now I finally understand
That famous line
About the day I'd face in time
Coz now I have a child of mine

Even though I was so bad
I've learnt so much from you
Now I'm trying to do it too
Love my kids the way you do


Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you

Mom I'm all grown up now
I'ts a brand new day
I'd like to put a smile on your face everyday

Mom I'm all grown up now
And it's not too late
I'd like to put a smile on your face everyday

You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
Oh oh
number one for me

There is no one in this world
That can take your place
Oooh I'm sorry for ever taken you for granted

I will use every chance I get
To make you smile
Whenever I'm around you

Now I will to try to love you
Like you love me
Only God knows how much you mean to me

Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you

Mom I'm all grown up now
I'ts a brand new day
I'd like to put a smile on your face everyday

Mom I'm all grown up now
And it's not too late
I'd like to put a smile on your face everyday

The number one for me
The number one for me
The number one for me
Oh oh
number one for me

abdurrahman_faiz(at)ymail.com
Sumber http://maherzaintube.blogspot.com


Setelah denger nasyidnya Maher Zain, rasanya ada sesuatu,,,tepatnya aku rinduuu..karena itu akhirnya curhat di sini, biar kalau nanti kembali ke Allah, ada kenangan untuk mereka, dan sekalian upload foto mereka biar selalu menemani waktu ngeblog... :D

Teringat saat nyawa hampir kembali pada Sang Pemiliknya, namun hal itu kini menjadi kenangan dan muhasabahku untuk saat ini dan untuk sampai umurku berlaku bagi jasadku, pengorbanan orang tua yang telah mendidik dan membesarkanku adalah anugerah dari Allah. Mereka adalah orangtua yang sudah ku anggap sebagai malaikat dari Allah, telah menjadi bagian dari hidupku, padahal kami hanya punya hubungan saudara dalam Islam. Semua yang mereka berikan adalah bentuk Allah Maha Pengasih. (tak bisa kusebutkan dalam kata-kata yang luas) Mereka adalah orangtua yang akan terus menjadi judul bagi doa-doaku di setiap nafas ini, kedua orang tua yang mendidik dan membesarkanku ada di Depok, meskipun bertemu dengan mereka saat-saat tertentu, melihat perubahan fisik mereka rasanya ingin berlinang air mata ini tapi terus ku tahan, tak layak karena insyallah Allah akan menjaga mereka. 




Sedangkan orangtua kandungku yang masih seorang diri karena sudah 25 thn silam ayah pulang kerahmatullah berada di Jawa Tengah, subhanallah keikhlasan mae (panggilan untuk ibuku) karena permintaanku juga sewaktu kecil tidak ingin punya ayah lagi hingga umur yang menua ini masih diistiqomahkan, suka istigfar kalau-kalau kita saling rindu tapi mae yang duluan telpon, mendengar suaranya sudah menjadi obat rinduku. Orang tua yang melahirkanku tentunya menjadi nomor satu, karena disetiap nafasnya selalu terucap doa untukku tak pernah lelah memberikan yang terbaik untuk kami anak-anaknya. Kini rasanya sering menjadi rindu adalah episode tiap hari karena jauh dengan mereka semua..



Kini aku bersama dengan jodohku  (insyallah hingga akhir hayat bisa bersama-sama dalam dekapan sakinah bersamanya) yang ditetapkan Allah, cinta nomor satu juga untuk dirinya, subhanallah teringat dengan proses yang sangat hati-hati itu adalah hal yang terus menjadi muhasabah untukku terhadap Allah, Ia karuniakan seorang laki-laki yang sederhana, insyallah ikhlasnya lebih besar, saat tahu saya menderita penyakit yang menular ia dengan mantap terus menyakinkan bahwa Allah Maha memberi kesembuhan, dua minggu sebelum prosesi ijab qobul kami, aku memeriksakan ke rumah sakit, Alhamdulillah hasilnya subhanallah  “negative”. Dan kami melangkah dalam pernikahan yang sederhana namun penuh hikmah..



Kini rindu itu bersama-sama diolah dalam hatiku..
Rasanya ingin dekat dengan mereka semua dalam satu tempat (insyallah di Jannah Allah..)
Saat Rahmat Allah masih diberikan untuk umurku, insyallah akan ku raih cinta-cinta mereka diatas naungan cinta Allah. Memberikan yang terbaik untuk mereka tak ada yang nomor dua, tiga, atau empat, semuanya nomor satu setelah cinta Allah…